Jenis Proteksi Pada Suatu Zona Proteksi STL
Jenis Proteksi Yang Terdapat Pada Zona Proteksi STL
Untuk
mengatasi adanya kegagalan kerja dari sistem pengaman, maka pengamanan sistem
tenaga listrik dibuat berlapis menjadi dua kelompok, yaitu pengaman utama dan
pengaman cadangan. Pengaman utama akan segera bekerja jika terjadi gangguan,
sedangkan pengaman cadangan akan bekerja jika pengaman utama gagal bekerja.
Kegagalan kerja dari sistem pengaman disebabkan oleh salah satu elemen pengaman
tersebut.
1. Pengaman
Utama
Daerah pengamanan seperti diuraikan sebelumnya memberikan
gambaran tentang tugas dari pengaman utama. Untuk relai cepat dan pemutus beban
cepat, waktu mulainya terjadinya gangguan sampai selesainya pembukaan pemutus
beban maksimum 100 ms, yaitu terdiri dari waktu kerja relai 20-40 ms dan waktu
pembukaan pemutus beban 40-60 ms.
Pada pengamanan jenis tertentu, misalnya pengamanan
dengan relai arus lebih, waktu kerjanya justru diperlambat untuk mendapatkan
selektivitas karena terjadi pengamanan yang tumpang-tindih dengan seksi
berikutnya. Relai ini bertugas selain sebagai pengaman utama pada daerahnya dan
juga sekaligus merupakan pengaman cadangan pada seksi berikutnya.
Elemen-elemen pengaman utama terdiri atas relai, trafo
tegangan, baterai (catu daya), kumparan trip, dan pemutus tenaga. Kegagalan
kerja pada elemen-elemen pengaman utama dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a)
Kegagalan
pada relainya sendiri.
b)
Kegagalan
catu arus dan atau catu tegangan ke relai. Hal ini dapat disebabkan kerusakan
trafo arus atau trafo tegangannya. Bisa juga rangkaian catu ke relai dari trafo
tersebut terbuka atau terhubung singkat.
c)
Kegagalan
sistem catu arus searah untuk triping pemutus beban. Hal ini disebabkan baterai
lemah karena kurang perawatan, terbuka, atau terhubung singkatnya arus searah.
d)
Kegagalan
pada pemutus tenaga. Kegagalan ini dapat disebabkan karena kumparan trip tidak
menerima catu, terjadinya kerusakan mekanis, atau kegagalan pemutusan arus
karena besarnya arus hubung singkat melampaui kemampuan dari pemutus bebannya.
Di samping kegagalan di atas, pada pengaman
tumpang-tindih (Gambar 2.5) dapat juga terjadi gangguan pada titik x. gangguan
itu dapat terjadi antara batas daerah pengaman A dengan pemutus bebannya atau
pengaman daerah telah bekerja dan membuka pemutus tenaganya, tetapi gangguan
tersebut belum hilang dari sistem. Hal tersebut terjadi karena relai pengaman
daerah A tidak mendeteksinya, sehingga masih terdapat daerah mati.
2. Gangguan
Cadangan
Kegagalan pada pengaman utama atau adanya daerah mati
tersebut diatasi dengan menggunakan pengaman cadangan. Pengaman cadangan
umumnya mempunyai perlambatan waktu untuk memberikan kesempatan pengaman utama
bekerja lebih dahulu. Jika pengaman utama gagal, maka pengaman cadangan
bekerja.
Jenis pengaman cadangan ada dua, yaitu pengaman cadangan
setempat (local back up) dan pengaman
cadangan jauh (remote back up).
a) Pengaman
Cadangan Setempat
Pengaman cadangan setempat merupakan sistem pengaman yang
bekerja jika pengaman utamanya gagal bekerja. Akan tetapi, jika pengamanannya
masih gagal karena pemutus beban gagal bekerja, maka relai tersebut akan
memberikan perintah untuk membuka semua pemutus beban yang ada kaitannya dengan
pemutus beban tersebut.
Sistem pengaman cadangan setempat umumnya digunakan pada
sistem tenaga listrik dengan tegangan ekstra tinggi. Dalam hal ini relai
cadangan mempunyai kecepatan sama dengan pengaman utamanya, karena sistem ini
mempunyai pengaman ganda. Disebut pengaman ganda, sebab trafo arus, baterai,
maupun kumparan trip semuanya ganda. Di Indonesia untuk sistem dengan tegangan
tinggi, yaitu tegangan 150 KV dan 70 KV, biasanya pengaman cadangannya hanya
berupa relai cadangan.
b) Pengaman
Cadangan Jauh
Pengaman cadangan jauh merupakan pengaman yang digunakan
untuk mengantisipasi adanya kegagalan kerja pengaman di daerah tertentu. Dalam
hal ini suatu gangguan pada daerah tertentu akan dihilangkan atau dipisahkan
oleh pengaman dari tempat lain berikutnya (cadangan jauh).
Pengaman cadangan jauh yang banyak dipakai adalah
pengaman dengan relai arus lebih dan pengaman dengan relai jarak. Pengaman
cadangan jauh kurang memadai untuk sistem yang besar, antara lain karena dapat
gagal bekerja dan dapat terjadi triping yang tidak diharapkan.
Untuk mendapatkan sistem proteksi yang cukup baik didalam
sistem tenaga listrik, sistem tenaga tersebut dibagi dalam beberapa daerah
proteksi yakni dengan memutuskan sub-sistem seminimum mungkin.
Yang
dimaksud keterangan diatas adalah :
1.
Generator
2.
Transformator
daya
3.
Bus-bar
4.
Transmisi,
sub-transmisi dan distribusi
5.
Beban
Dengan ruang lingkup system proteksi pada Gardu Induk
(GI)/Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) dan Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT)/Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT)/Saluran Tegangan Extra
Tinggi (SUTET), harus mampu bekerja sesuai dengan tujuan dan persyaratan serta
fungsinya yang ditentukan terhadap jenis gangguan yang terjadi. Karena apabila
tidak mampu, akan mengakibatkan kerugian yang besar, dilihat dari segi
kerusakan yang lebih luas terhadap peralatan instalasi itu sendiri maupun tidak
lancarnya penyaluran tenaga listrik.
Peralatan
utama :
Ø
Pemutus
tenaga
Ø
Pemisah
Ø
Trafo
pengukuran
Ø
Busbar
Ø
Lightning
Arrester
Ø
Trafo
tenaga
Ø
Kapasitor
Ø
Reaktor
Ø
Panel
control
Ø
Panel
proteksi
Ø
Sumber
AC dan DC
Ø
Sarana
komunikasi
Catatan :
1.
Pemutus
rangkaian : Berfungsi untuk menerima perintah dari relay untuk melepas
rangkaian listrik apabila terjadi gangguan.
2.
Trafo
arus (CT) dan Trafo tegangan (PT) Berfungsi untuk melindungi arus atau tegangan
pada peralatan daya dan biasanya diubah oleh trafo arus (CT) dan trafo tegangan
(PT) ke tingkat yang lebih rendah untuk mengoperasikan rele. CT dan PT bisa
menggunakan CT 3 fasa dan PT 3 fasa untuk masing-masing fasanya.
3.
Rele
arus lebih (overcurrent relay, OCR) Gunanya untuk mengamankan trafo step down
dan step up pada gardu induk dari bahaya arus lebih atau arus terhubung singkat
yang dapat merusakkan gulungan atau kumparan trafo.
4.
Rele
gangguan hubung tanah (Ground fault relay, GFR) Eart fault relay berfungsi
mendeteksi gangguan saluran antara fasa ke tanah. Rele ini akan memerintahkan
tripping coil pada pemutus daya untuk membuka, apabila terjadi gangguan tanah
pada saluran tersebut sesuai besaran arus gangguan yang terdeteksi pada rele
itu sendiri.
5.
Rele
jarak (Distance relay) Impedance relay adalah suatu rele yang berfungsi untuk
menunjukkan daerah gangguan yang mempunyai jarak tertentu dari lokasinya. Rele
ini bekerja atas dasar nilai impedansi yang dipunyai oleh semua saluran
transmisi distribusi.
6.
Rele
diferensial (Differential relay) Berfungsi untuk melindungi transformator pada
gardu induk dari gangguan arus hubung singkat pada gulungannya.
7.
Penahan
petir (Lightning arrester) adalah suatu alat listrik yang fungsinya untuk
mengamankan jaringan transmisi, distribusi dan transformator dari gangguan
tegangan lebih (over voltage) yang disebabkan oleh terjadinya tegangan kejut/surja
dari petir atau saklar.
8.
Kawat
tanah (Ground Wire) Kawat pelindung berfungsi untuk melindungi kawat-kawat
penghantar atau kawat fasa terhadap sambaran petir.
Comments
Post a Comment