Teori Dasar Praktikum Pengujian Inverter
Inverter
Power Inverter atau biasanya disebut dengan Inverter adalah suatu
rangkaian atau perangkat elektronika yang dapat mengubah arus listrik searah
(DC) ke arus listrik bolak-balik (AC) pada tegangan dan frekuensi yang
dibutuhkan sesuai dengan perancangan rangkaiannya. Sumber-sumber arus listrik
searah atau arus DC yang merupakan Input dari Power Inverter
tersebut dapat berupa Baterai, Aki maupun Sel Surya (Solar Cell). Inverter ini akan sangat bermanfaat
apabila digunakan di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan pasokan arus
listrik AC. Karena dengan adanya Power Inverter, kita dapat menggunakan Aki
ataupun Sel Surya untuk menggerakan peralatan-peralatan rumah tangga seperti
Televisi, Kipas Angin, Komputer atau bahkan Kulkas dan Mesin Cuci yang pada
umumnya memerlukan sumber listrik AC yang bertegangan 220V ataupun 110V.
Inverter di
dalam PLTS berfungsi untuk mengubah arus searah (direct current – DC) yang
dibangkitkan oleh sistem modul photovoltaic dan baterai menjadi arus bolak
balik (alternating current – AC), sehingga PLTS dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan listrik sebagaimana disediakan olehpembangkit konvensional (diesel
genset dan PLN).
1.
Gelombang
Output Power Inverter
Bentuk-bentuk Gelombang yang dapat dihasilkan oleh Power
Inverter diantaranya adalah gelombang persegi (square wave),
gelombang sinus (sine wave), gelombang sinus yang
dimodifikasi (modified sine wave) dan gelombang
modulasi pulsa lebar (pulse width modulated wave)
tergantung pada desain rangkaian inverter yang bersangkutan. Namun pada saat
ini, bentuk-bentuk gelombang yang paling banyak digunakan adalah bentuk
gelombang sinus (sine wave) dan gelombang sinus
yang dimodifikasi (modified sine wave). Sedangkan Frekuensi arus listrik yang
dihasilkan pada umumnya adalah sekitar 50Hz atau 60Hz dengan Tegangan Output
sekitar 120V atau 240V. Output Daya listrik yang paling umum ditemui untuk
produk-produk konsumer adalah sekitar 150 watt hingga 3000 watt.
a) Gelombang
persegi (square wave)
Gambar 1 Gelombang
Persegi Pada Inverter
Inverter ini adalah yang paling
sederhana. Walaupu inverter jenis ini dapat menghasilkan tegangan 220 VAC, 50
Hz namun kualitasnya sangat buruk. Sehingga dapat digunakan pada beberapa alat
listrik saja. Hal ini disebabkan karena karakteristik output inverter ini
adalah memiliki level ‘’total harmonic distortion’’ yang tinggi. Mungkin karena
alas an itu inverter ini disebut ‘’dirty power supply’’.
b)
Gelombang sinus yang dimodifikasi (modified sine wave)
Gambar 2
Gelombang Sinus yang Dimodifikasi
Wave Modified Sine Wave disebut juga ‘’Modified Square Wave’’ atau
‘’Quasy Sine Wave’’ karena gelombang modified sine wave hampir sama dengan
square wave, namun pada modified sine wave outputnya menyentuh titik 0 untuk beberapa
saat sebelum pindah ke positif atau negatif. Selain itu karena modified sine
wave mempunyai harmonic distortion yang lebih sedikit disbanding square wave
maka dapat dipakai untuk beberapa alat listrik seperti computer, tv, lampu
namun tidak bias untuk beban-beban yang lebih sensitive.
c) Gelombang
sinus murni (Wave Pure Sine)
Gambar 3
Gelombang Sinus Murni (Wave Pure Sine)
Wave Pure Sine Wave atau true sine wave merupakan gelombang inverter yang
hampir menyerupai (bahkan lebih baik dibandingkan dengan gelombang sinusoida
sempurna pada jaringan listrik dalam hal ini PLN. Dengan total harmonic
distortion (THD) < 3% sehingga cocok untuk semua alat elektronik. Olen sebab
itu inverter ibi juga disebut “clean
power supply”. Teknologi yang digunakan inverter jenis ini umumnya disebut
pulse width modulation (PWM) yang dapat mengubah tegangan DC menjadi AC dengan
bentuk gelombang yang hamper sama dengan gelombang sinusoida.
2.
Klasifikasi
Penggunaan Inverter
Di dalam PLTS penggunaan inverter dapat dibagi menjadi tiga kategori
utama, yaitu:
a)
Grid Inverter (Kisi)
Merupakan inverter yang langsung mengkonversikan arus searah dari modul
photovolatic menjadi arus bolak-balik, dan langsung dipasok/ terhubung ke
jaringan PLN. Inverter ini pada umumnya tidak dilengkapi dengan baterai.
b)
Stand-alone Inverter (Berdiri Sendiri)
Merupakan inverter yang pada umumnya mengkonversikan arus searah yang
berasal dari baterai. Arus modul photovoltaic digunakan untuk mengisi baterai
terlebih dahulu sebelum dikonversikan menjadi arus bolak balik. Sesuai namanya,
inverter ini pada umumnya dipergunakan untuk penyediaan listrik secara island system
atau terpisah dari grid.
c)
Inverter Khusus
Inverter untuk aplikasi khusus pada dasarnya merupakan suatu inverter
yang dirancang untuk suatu aplikasi spesifik atau diintegrasikan ke dalam suatu
sistem pemakaian. Contoh Inverter untuk aplikasi spesifik yang utama adalah
inverter yang dirancang untuk keperluan penggerak pompa air. Inverter ini tidak
menggunakan baterai, sehingga inverter langsung terhubung ke Panel Surya menuju
kepompa air (direct coupling). Pemakaian terbanyak untuk jenis inverter ini
adalah untuk keperluan catu daya lampu neon (tubular lamp – TL).
3.
Prinsip
Kerja Inverter
Sederhananya, suatu Power Inverter yang dapat mengubah
arus listrik DC ke arus listrik AC ini hanya terdiri dari rangkaian Osilator,
rangkaian Saklar (Switch) dan sebuah Transformator (trafo) CT seperti yang
ditunjukan pada gambar dibawah ini.
Gambar 4
Rangkaian Inverter
Sumber daya yang berupa arus listrik DC dengan tegangan
rendah (contoh 12V) diberikan ke Center Tap (CT) Sekunder Transformator
sedangkan dua ujung Transformator lainnya (titik A dan titik B) dihubungkan
melalui saklar (switch) dua arah ke ground rangkaian. Jika saklar terhubung
pada titik A akan menyebabkan arus listrik jalur 1 mengalir dari terminal
positif baterai ke Center Tap Primer Transformator yang kemudian mengalir ke
titik A Transformator hingga ke ground melalui saklar. Pada saat saklar
dipindahkan dari titik A ke titik B, arus listrik yang mengalir pada jalur 1
akan berhenti dan arus listrik jalur 2 akan mulai mengalir dari terminal
positif baterai ke Center Tap Primer Transformator hingga ke ground melalui
Saklar titik B. Titik A, B dan Jalur 1, 2 dapat dilihat pada gambar diatas.
Peralihan ON dan OFF atau A dan B pada Saklar (Switch)
ini dikendalikan oleh sebuah rangkaian Osilator yang berfungsi sebagai
pembangkit frekuensi 50Hz yaitu mengalihkan arus listrik dari titik A ke titik
B dan titik B ke titik A dengan kecepatan 50 kali per detik. Dengan demikian,
arus listrik DC yang mengalir di jalur 1 dan jalur 2 juga bergantian sebanyak
50 kali per detik juga sehingga ekivalen dengan arus listrik AC yang berfrekuensi
50Hz. Sedangkan komponen utama yang digunakan sebagai Switch di rangkaian
Switch Inverter tersebut pada umumnya adalah MOSFET ataupun Transistor.
Sekunder Transformator akan menghasilkan Output yang
berupa tegangan yang lebih tinggi (contohnya 120V atau 240V) tergantung pada
jumlah lilitan pada kumparan sekunder Transformator atau rasio lilitan antara
Primer dan Sekunder Transformator yang digunakan pada Inverter tersebut.
Comments
Post a Comment